Cari Blog Ini

Sabtu, 01 Desember 2012

“ DAN DATANGLAH KEMATIAN,,,, “


DAN DATANGLAH KEMATIAN,,,,

S
audaraku tercinta, tahukah engkau siapakah tamu yang terkahir itu? Apakah engkau tahu maksud kedatangannya? Apakah yang ia minta darimu? Kapankah ia akan menemanimu? Dimanakah tamu istimewa itu akan menjumpaimu? Apakah ada keluargamu yang mengetahui kedatangannya kepadamu? Apakah sebelumnya ia membuat janji denganmu? Apakah engkau mampu melarang kedatangan tamu itu?

          Sesunggunya ia datang kepadamu bukan menginginkan sesuatu dari hartamu yang melimpah, bukan pula menginginkan istrimu yang tercinta, dan anak-anakmu yang tersayang atau menikmati hidangan makanan lezat dan minuman menyegarkan bersamamu, atau akan membantu menyelesaikan segala urusanmu atau membutuhkan sesuatu darimu.  

          Sesungguhnya tamu ini datang kepadamu untuk  menunaikan tugas dan misi tertentu . dimana engkau , maupun keluargamu, kerabat, rekan kerja dan teman setia serta seluruh penduduk dimuka bumi ini tidak akan mampu menolak dan menghalangi kedatangannya. Meskipun mereka berusaha sekuat tenaga untuk mencegah dan mengahalaunya. 

          Andaikan engkau berdiam diri di istana yang menjulang tinggi nan megah, berlindung dibalik benteng yang sangat kokoh nan kuat, dikawal ribuan pasukan kusus, niscaya engkau tak akan mampu mengahalangi tamu itu untuk masuk ketempat persembunyianmu dimanapun dan kapanpun engkau berada.

          Untuk masuk menemanimu, ia tidak perlu minta izin kepada ribuan pengawal peribadimu, ia tidak menetapkan janji sebelumnya kepadamu. Ia tidak memberitakan kedatangannya kepada siapapun dari kerabatmu. Ia bisa datang kepadamu kapan saja, dimana saja, dan dalam keadaan  apapun juga, apakah engkau sedang berbuat taat atau bermaksiat, ketika engkau dalam keadaan sehat atau sakit, ketika engkau kaya atau miskin, ketika engkau sedang berada diperjalanan atau berada dikampung halaman, ketika umur engkau menginjak usia muda atau renta, ketika engkau sendirian atau berada dalam kawalan.

          Tamu itu tidak punya hati yang bisa dilunakan atau dibujuk, dimana kata-kata manismu, tangisan pilumu teriakan dan permohonanmu tak akan bisa mempengaruhi kehendaknya sedikitpun. Ia tak bisa menagguhkan waktu untuk memberikan kesempatan kepadamu untuk bersiap-siap barang sesaatpun. Jika ia datang , tak ada yang bisa melarang dan menghadangnya.
          Ia juga tak mampu menerima hadiah atau suap. Sebab, harta dunia in beserta isinya tidak bernilai sedikitpun dimatanya. Engkau tidak akan bisa menghalangi maksud dari kedatangannya itu. Ia hanya menginginkan dirimu… menginginkan dirimu… menginginkan dirimu…bukan selain dirimu… bukan selain dirimu… bukan selain dirimu. Ia menginginkan kamu seutuhnya bukan hanya sebagiannya saja. Ia ingin menyudahi kehidupanmu dan mematikanmu didunia yang fana ini. Ia ingin mencabut nyawamu, membinasakan jiwamu, dan mematikan badanmu.

          Tahukah engkau tamu itu? Ia adalah Malaikat Maut..!!!
          Allah Swt, berfirman :
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ ۖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ;

Artinya :
“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” (QS.al-An’am [6]:61)

Allah Swt, juga berfirman :
قُلْ يَتَوَفَّاكُم مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ

Artinya :
“Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)kalian akan mematikan kalian, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.”
 (QS.as-Sajdah [32] : 11)

Mengingat Kematian
          Mengingat mati merupakan obat mujarab untuk melembutkan hati dan menghancurkan keserakahan terhadap dunia. Oleh karena itu, Rosululloh Saw, mendorong umatnya untuk banyak mengingatnya.
          Beliau Saw, bersabda :
“Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian).” (HR.Tirmidzi dan Nasa’i)

          Seyogyanya setiap muslim yang sehat maupun sedang sakit untuk mengingat mati dengan hati dan lisannya, serta memperbanyak mengingatnya hingga seakan-akan kematian di depan matanya. Karena dengan itu semua akan menghalangi dan menghentikan seseorang dari berbuat maksiat serta dapat mendorong untuk beramal kebajikan.

          Siapa yang banyak mengingat mati, ia akan dimuliakan dengan tiga perkara: bersegera untuk bertaubat, hati merasa cukup , dan semangat dalam berbadah. Sebaliknya siapa yang melupakan mati ia akan dihukum dengan tiga perkara: menunda taubat, tidak ridho dengan kenikmatan yang Allah berikan kepadanya dan malas dalam berbadah. Maka berpikirlah, wahai orang yang tertipu, yang tidak merasa akan dijemput kematian, yang merasa tidak akan merasa kesulitan dan kesakitan saat detik-detik kematian. Cukup kematian sebagai pengetuk hati yang membuat kita menangis, memupus kelezatan dan menuntaskan angan-angan. Wahai anak Adam, apakah engkau mau memikirkan dan mebayangkan datangnya hari kematianmu dan perpindahanmu dari tempat hidupmu yang sekarang?

          Seandainya kita mau memperhatikan sabda Rosululloh Saw, sungguh ucapannya singkat dan ringkas, “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (kematian).” Namun padanya terkumpul peringatan yang sangat mengena sebagai nasihat, orang yang benar-benar mengingat mati akan merasa tiada artinya kelezatan dunia yang sedang dihadapinya, yang mana hal ini akan menghalanginya untuk berangan-angan meraih dunia dimasa mendatang. Sebaliknya ia akan bersikap zuhud terhadap dunia.

Kematian siap menjemput kita
          Manusia dalam mengarungi kehidupan didunia ini tidaklah hidup untuk selamanya. Akan datang masa dimana mereka berpisah dengan dunia berikut isinya. Perpisahan itu terjadi saat kematian itu menjemput, tanpa ada seorangpunyang dapat menghindar dan lari darinya. Meskipun ia berada dalam istana yang kokoh, memiliki tubuh yang kuat lagi perkasa, memiliki berbagai kedudukan penting didunia yang dana dan memiliki segudang harta benda yang akan dijadikan sebagai tebusan bagi drinya.

Allah Swt, berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ;



Artinya :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”(QS.al-Anbiya’[21] :35)

Allah Swt, berfirman :
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِندِ اللَّهِ ۖ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِندِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِندِ اللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا;

Artinya :
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?” (QS.an-Nisa’ [4]:78)

Kematian pasti akan menyapa siapa saja, baik ia seorang yang sholih atau durhaka, seorang yang turun kemedan perang atau duduk diam didalam rumahnya, seorang yang menginginkan negeri akhirat yang kekal ataupun dunia yang fana, seorang yang bersemangat meraih kebaikan ataupun yang lalai dan malas-malasan, seorang yang masih berusia muda ataupun yang sudah usia renta, seorang yang kaya raya atau miskin tiada guna, seorang pejabat negara atau rakyat jelata , seorang pria atau wanita.
Semuanya akan menemui kematian bila telah sampai ajalnya. Ketika kematian telah datang, tidak ada seorangpun yang dapat mengelak dan menundanya.

Allah Swt, berfirman :
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِم مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِن دَابَّةٍ وَلَٰكِن يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ;
Artinya :
“Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.” (QS.An-Nahl [16]:61)

          Allah Swt, juga berfirman :
          وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ;
Artinya :
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.”
 (QS.al-Munafiqun [63]:11)

Detik-detik Sakaratul Maut
          Saat seorang hamba akan berpisah dari kehidupan dunia yang fana dan memasuki alam keabadian diakhirat, ia akan mengalami saat-saat kritis yang sangat menyakitkan dan menyedihkan. Rasa sakit pada masa itu melebihi seluruh rasa sakit yang pernah ia alami sebelumnya. Bahkan tak seorangpun sanggup menahan kepedihannya, sehingga sulit diungkapkan  dengan kata-kata, ditulis dengan pena dan dilukiskan dengan akal pikiran manusia. Kondisi ini disebut istilah sakaratul maut.

          Imam Ar-Roghib Al-Asfahani rahimallah dan para ulama menjelaskan bahwa istilah sakaratul maut diambil dari kata dasar sakara,yang berarti mabuk atau kehilangan akal. Dalam bahasa arab , kata sakara paling banyak digunakan untuk makna ‘mabuk karena meminum  minuman keras’. Terkadang juga digunakan dengan makna marah, rindu berat, mengantuk rasa sakit dan pingsan karena beratnya rasa sakit.

          Namun makna yang tepat dengan sakaratul maut adalah pingsan karena beratnya rasa sakit. Karena seorang hamba akan mengalami detik-detik menegangkan saat nyawa akan dikeluarkan oleh malaikat maut dari jasadnya dan juga pada saat itu orang yang mengalaminya akan berada dalam keadaan setengah sadar dan setengah pingsan.
Kondisi sakaratul maut  seperti inilah yang diinginkan oleh manusia siapapun juga untuk senantiasa bisa lari dan menghindar darinya. Meskipun pada hakikatnya mereka tidak bisa lari ataupun mencegah saat sakaratul maut tiba dihadapan mereka.

          Allah Swt, berfirman :
          وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ

Artinya:
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.” (QS. Qof [50]: 19)

          Allah Swt, Yang Maha Pengasih telah memberitahukan kepada para hamba-Nya sebagai gambaran sakaratul maut yang akan dirasakan oleh setiap orang, sebagaimana firmanya:

         
فَلَوْلَا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ;  وَأَنتُمْ حِينَئِذٍ تَنظُرُونَ;  وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَٰكِن لَّا تُبْصِرُونَ;  فَلَوْلَا إِن كُنتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ; فَلَوْلَا إِن كُنتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ; تَرْجِعُونَهَا إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ;
Artinya :
“Maka mengapa ketika nyawa sampai dikerongkongan. Padahal kalian ketika itu melihat, dan kami lebih dekat kepadanya dari pada kalian, tetapi kalian tidak melihat. Maka mengapa jika kalian tidak dikuasai (oleh Allah)? Kalian tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kalian adalah orang-orang yang benar?”( QS.al-Waqi’ah [56]: 83-87)

Allah Swt, berfirman, ‘Maka ketika nyawa sampai ditenggorokan ‘, hal itu terjadi tatkala sudah dekat waktu dicabutnya. ‘Padahal kalian ketika itu melihat ‘, dan menyaksikan apa yang dia rasakan karena sakaratul maut itu. ‘Sedangkan kami (para malaikat) lebih dekat terhadapnya (orang yang akan meniggal) tersebut) daripada kalian, tetapi kalian tidak melihat mereka (para malaikat). Maka Allah Swt, menyatakan : “Bila kalian tidak menginginkan ruh itu tatkala sudah sampai ditenggorokan dan menempatkannya (kembali) didalam jasadnya?”
Allah Swt, berfirman :
كَلَّا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ;  وَقِيلَ مَنْ ۜ رَاقٍ;  وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ; وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ; إِلَىٰ رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ;
Artinya :
“Sekali –kali  jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kekerongkongan, dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkanmu?” Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia). Dan bertautanlah betis( kiri) dan betis (kanan). Kepada Robbmulah pada hari itu kamu dihalau.” (QS.al_Qiyamah [75]:26-30)

          Ini adalah berita dari Allah Swt, tentang keadaan orang  yang sekarat dan tentang apa yang dia rasakan berupa ketakutan  serta rasa sakit yang dasyat. (Mudah-mudahan Allah Swt, meneguhkan kita dengan ucapan uang  teguh, yaitu kalimat tauhid didunia dan akhirat). Allah Swt, mengabarkan bahwasanya ruh akan dicabut dari jasadnya, hingga tatkala sampai ditenggorokan, dia meminta tabib yang bisa mengobatinya. Siapa yang bisa meruqyah? Kemudian, keadaan yang dasyat dan takut tersebut disusul oleh keadaan yang lebih dasyat dan lebih menakutkan lagi (kecuali bagi orang yang dirahmati Allah Swt), yaitu kedua betisnya bertautan, lalu meniggal dunia. Kemudian dibungkus dengan kain kafan (setelah dimandikan). Dan akhirnya mulailah manusia mempersiapakan penguburan jasadnya, sedangkan para malaikat mempersiapkan ruhnya untuk dibawa kelangit.

          Wahai hamba Allah Swt, bayangkanlah saat-saat sakaratul maut mendatangimu. Ayahmu yang penuh cinta berdiri disisimu. Ibumu yang penuh kasih juga hadir. Demikian pula anak-anakmu yang besar maupun kecil semua ada disekitarmu. Mereka memandangimu dengan pandangan kasih sayang dan penuh kasihan.  Air mata mereka tak henti mengalir  membasahi wajah-wajah mereka. Hati merekapun berselimut duka. Mereka berharap dan berangan-angan, andai engkau bisa tetap tinggal bersama mereka. Namun alangkah jauh dan mustahil ada seorang mahluk yang dapat menambah umurmu atau mengembalikan ruhmu. Sesungguhnya Dzat yang memberi kehidupan kepadamu, dia jugalah yang mencabut kehidupan tersebut. Milik-Nya lah apa yang Dia ambil dan apa yang Dia berikan. Dan segala sesuatu disisi-Nya memiliki ajal yang telah ditentukan.

          Wahai hamba Allah Swt, sungguh ini kondisi yang sangat kritis dan menyakitkan. Pada saat itu godaan setan mencapai puncaknya. Dengan segenap kekuatannya ia akan mencurahkan seluruh kemampuannya untuk mejerumuskan manusia agar tersesat dari jalan Allah, lalu mati di atas kekafiran, kemunafikan, atau kemaksiatan.

Rosululloh Saw, bersabda :
“Sesungguhnya setan selalu mendatangi salah seorang diantara kalian dalam setiap keadaan, hingga saat ia makan. Maka, apabila makanan salah satu diantara kalian jatuh, maka hendaklah ia membersihkan kotoran yang menempel padanya lalumemakannya, dan hendaklah ia tidak membiarkannya dimakan oleh setan. Dan apabila ia telah menyelesaikan makananya, hendaklah ia menjilati jari-jairnya, karena ia tidaak mengetahui pada bagian manakah dari makannya yang mengandung berkah.”(HR.Muslim

Semoga aritkel diatas bisa bermanfaat dan mendorong kalian  untuk selalu menigkatkan ketakwaan kepada Allah Swt, dan tidak menjadikan dunia  yang fana ini sebagai tujuan terakhir dalam hidupnya. Aminnn…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar